Monday, April 7, 2008

Apa yang di Maksud dengan Nur Ilahi



Dalam dunia yang serba modern dan teknologi yang semakin canggih hampir tidak ada dinding penghalang antara manusia dengan alam metafisik, karena manusia dengan kelebihan akal fikirannya dapat membuat teknologi yang dapat menembus yang metafisik atau manusia dapat menggunakan Mata Hatinya yang tertanam Nur Ilahi untuk melihat sesuatu yang metafisik, seperti : mendeteksi penyakit, kemampuan pengobatan, meningkatkan daya tarik, Perlindungan & Keselamatan, meneropong sesuatu yang jauh diluar pandangan mata atau bahkan melihat alam gaib sekalipun.

Didalam Al quran “Nur”mempunyai beberapa arti atau makna sesuai dengan konteks kalimat (Uslub) didalam Al quran. “Nur” berarti “Agama” (Attaubah:9), “Nur” berarti “Iman” (al Baqarah:2), “Nur” berarti “Hidayah” (Annur:35), “Nur” berarti “Nabi” (al Maidah:5), “Nur” berarti “Cahaya” (al Furqon:25), “Nur” berarti “Penjelasan” (al An’am:6), “Nur” berarti “Al quran” (al A’raf:7) dan “Nur” berarti “Keadilan” (Azzumar:39). 

Berdasarkan keterangan beberapa ayat al quran tersebut diatas kata “Nur” jika dikaitkan dengan kata Ilahi yang berarti “Tuhan” mempunyai pengertian yang luas sesuai dengan konteks bahasa al quran. 

Nur Ilahi dalam pandangan tasauf adalah “Nur” salah satu asma Allah yang artinya cahaya dan Ilahi artinya nama zat Allah, jadi Nur Ilahi adalah cahaya asma Allah yang berdiri pada zat yang meliputi alam semesta.
Sesuai dengan firman Allah sebagai berikut :

”Allah (pemberi) cahaya kepada langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang didalamnya ada pelita besar. Pelita itu didalam kaca dan kaca itu seakan-akan bintang yang bercahaya seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak disebelah timur dan tidak pula disebelah baratnya, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api”.
(QS.Annur : 35)

Nur Ilahi dapat juga diartikan dengan Hidayah Allah yang bersifat gaib yang tertanam pada hati manusia yang dapat digunakan untuk membuka tabir alam gaib atau menundukkan alam semesta dan segala isinya (Annur:35). Karena Nur Ilahi sifatnya gaib tidak dapat dianalisa dengan akal pikiran dan tidak dapat dibuktikan dengan panca indra, tetapi dapat dirasakan dengan hati yang sudah tertanam Nur Ilahi, karena “Nur” adalah sifat / hidayah yang berdiri pada zat Allah.

Walaupun Nur Ilahi bersifat gaib akan tetapi dampak keistimewaan dari Nur Ilahi yang difungsikan oleh manusia sangat nyata dapat dirasakan dengan panca indra, seperti; Manusia yang sudah tertanam Nur Ilahi dalam hatinya dan memancar keseluruh anggota tubuhnya sehingga pikirannya menjadi cerdas, ototnya menjadi kuat, wajahnya menarik, berwibawa dan sebagainya.
Allah sebagai maha sumber dari segala sumber cahaya yang meliputi seluruh alam semesta berkuasa memberikan Nur-Nya kepada siapa saja yang ia kehendaki diantara manusia kapan saja dan dimana saja tergantung manusia yang mana yang Ia pilih dan orang yang tidak diberikan Nur Ilahi maka tidak akan ada pancaran apapun pada hatinya.
Ada Dua Cara Untuk Mendapatkan Nur Ilahi
- Wahbi atau Ladunni : Nur Ilahi yang diberikan langsung oleh Allah kepada manusia melalui wahyu atau ilham tanpa ada usaha dan dalam tempo yang singkat, seperti: Nur yang diberikan Allah kepada Nabi Musa untuk bekal dakwah dalam memberi petunjuk kepada Bani Israil. Firman Allah :
”Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia”.
 (al An’am : 91)
- Kasbi atau Ikhtiyari : Nur Ilahi yang diperoleh manusia melalui usaha yang sulit dan dalam masa yang sangat panjang tergantung dengan keimanan dan sejauh mana mereka berusaha mendekatkan diri kepada Allah. Dalam kondisi khusuk berzikir kepada Allah, mengosongkan hati dari sifat-sifat yang buruk dan pengaruh duniawi, kemudian memohon kepada Allah untuk memperoleh datangnya, tumbuhnya Nur Ilahi masuk kedalam tubuh kita, sebagaimana doa yang diajarkan oleh baginda Rosul.

“Ya! Allah jadikanlah cahaya pada hatiku, cahaya pada lidahku, cahaya pada penglihatanku, cahaya pada pendengaranku, cahaya pada bagian kananku, cahaya pada bagian kiriku, cahaya pada bagian atasku, cahaya pada bagian bawahku, cahaya pada bagian depanku, cahaya pada bagian belakangku, cahaya pada seluruh jiwaku dan besarkanlah cahaya untukku”. 
(HR.Bukhari dan Muslim)

Konsentrasi dan khusyuk dalam berzikir mengingat Allah, mengosongkan dan membersihkan hati dari sifat-sifat buruk dan pengaruh duniawi serta Riyadhoh (melatih bathin) dan lakukan dengan Mujahadah (kesungguhan) dalam mendekatkan diri kepada Allah merupakan kunci utama untuk mendapatkan Nur Ilahi.

Pada hakikatnya Nur Ilahi yaitu Hidayah / Petunjuk yang diberikan kepada manusia yang sungguh-sungguh memohon kepada Allah dengan ritual yang tertentu disertai dengan ikhtiar / usaha. Keistimewaan Nur Ilahi dapat berupa ilmu pengetahuan, kekayaan, kewibawaan, kekuatan, kecantikan, kebahagiaan dan sebagainya.

Nur Ilahi yang Allah tanamkan pada hati manusia kemudian akan memancar pada anggota tubuh sehingga anggota tubuh tersebut mengeluarkan keistimewaannya yang bermacam-macam, misalnya: seorang yang sedang menuntut ilmu di bangku kuliah, setiap hari dengan cara berzikir sehabis shalat ia memohon kepada Allah agar dikaruniai Nur Kecerdasan, tanpa diduga ia mempunyai kecerdasan melebihi orang lain. 
Kata seorang sufi:
”Ilmu itu adalah cahaya dan cahaya itu tidak akan masuk pada orang yang berbuat maksiat”

Atau seseorang yang usahanya sedang dilanda krisis dan kemudian dengan sungguh-sungguh memohon kepada Allah agar dikaruniai Nur Kesuksesan dengan cara bertawasul kepada orang yang shaleh, maka tanpa diduga usahanya akan bisa maju kembali dan sebagainya. 
Jadi keistimewaan Nur Ilahi bisa berbeda-beda tergantung pada apa yang diminta oleh manusia itu sendiri, dimana pada hakikatnya semuanya kembali kepada Allah. 
“….dan barangsiapa yang yang tiada diberi cahaya oleh Allah tiadalah ia mempunyai cahaya sedikitpun”. (QS.Annur : 40)

No comments: