Friday, April 11, 2008

Berbagai Hal tentang Zikir



 
1. Definisi dan Dalil Zikir 
Zikir menurut konteks bahasa mengandung beberapa pengertian, mengandung arti “Menceritakan” (QS.Marayam:56), ”Al-Qur’an” (QS.Al-anbiya:50), ”Shalat” (QS.Al Baqarah:239), “Wahyu” (QS.Al Qamar:25) dan sebagainya.
Arti zikir yang sebenarnya adalah suatu cara/media untuk menyebut/mengingat nama Allah, jadi semua bentuk aktivitas yang tujuannya mendekatkan diri kepada Allah dinamakan zikir seperti shalat (QS.Thoha:14), tetapi lebih spesifik lagi zikir dibatasi dengan kata mengingat Allah dengan lisan dan hati. Dalil berzikir (QS.Al Ahzab:41), (QS.Al Baqarah:152). ”Siapa yang ingin bersenang–senang ditaman syurga, perbanyaklah zikir” (HR.Thabrani).

2. Sebutan dan Nama dalam Zikir
Untuk mempermudah mengingat zikir para ulama memberi sebutan zikir yang digunakan dalam keadaan tertentu.
Basmalah (Bismillaahirrahmaanirrahiim) : diucapkan setiap memulai sesuatu
Hamdalah/Tahmid (Alhamdulillaah) : diucapkan setiap mengakhiri sesuatu
Istighfar (Astagfirullah) : diucapkan ketika melihat/mendengar sesuatu yang tidak diinginkan atau untuk memohon ampun
Hauqalah (Laa haula walaa quwwata illaa billah) : diucapkan ketika melihat/mendengar sesuatu yang dibenci
Al masyiah (Maasyaa Allah) : diucapkan apabila ingin mengerjakan sesuatu  yang hebat atau ajaib.
Tahlil/Syahadah (Asyhadu Allaa ilaaha Illallaah Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rosulullah) : diucapkan ketika memasukkan orang non muslim kedalam agama islam/bacaan wajib bagi orang muslim didalam shalat.
Tasbih (Subhaanallah) : diucapkan ketika melihat atau mendengar kekuasaan Allah.

Pemberian nama dalam zikir biasanya diberikan nama orang yang pertama mendapatkan zikir atau orang yang yang menyusun zikir-zikir dalam satu susunan , seperti Hijib Nawawi zikir yang ditulis oleh Syeikh Nawawi Al-Bantany, Ratib Al-Haddad zikir yang disusun oleh Al habib Alawi Al Haddad, Ratib Al-Aththas zikir yang disusun oleh Al Habib Ali bin Husain Al aththas….dst.
Memahami Makna Zikir.

3. Anggota Tubuh dalam Zikir
Pada hakikatnya semua anggota tubuh manusia dapat digunakan sebagai zikir asalkan digunakan untuk bersyukur atau mendekatkan diri kepada Allah, seperti shalat, puasa dan pergi haji . Tetapi para ahli tasauf membagi zikir itu dalam dua bagian:
1. Zikir Billisan : berzikir dengan menggunakan lidah dan menggerakkan kedua bibir (QS.Annisa:103). Mu’az bertanya kepada Nabi tentang amal yang paling utama, Nabi menjawab: ”Sampai mati lidahmu basah dengan berzikir kepada Allah” (HR.Al Baihaqi). Dalam Hadits Qudsi dikatakan : ”Saya selalu bersama hambaku apabila ia mengingatku dengan menggerakkan kedua bibirnya”.

Berzikir dengan lisan ada dua cara:
1.    Sir : berzikir dengan suara perlahan sekiranya hanya terdengar oleh telinga orang yang berzikir, orang tasauf menamakan zikir ini adalah “Azzikru Bissirry” yang merupakan cara berzikir yang paling Afdhol (QS.Al Araf :204).
2.    Jahar : berzikir dengan suara keras sekira terdengar telinga orang yang berzikir dan orang yang didekatnya.

2. Zikir Bilqolbi : berzikir dengan menggunakan hati dan sama sekali tidak terdengar oleh telinga (QS.Ali Imran:135), (QS.Arrad:30).

Setiap zikir Billisan dan Bilqolbi mempunyai kelebihan dan kekurangan. Zikir billisan dengan suara jahar kelebihannya disamping berzikir secara tidak langsung dapat mengajarkan orang yang disekitarnya untuk mengikuti zikirannya seperti zikir sesudah shalat Fardhu yang dipandu oleh imam. 
Sabda Nabi : ”Siapa yang mengajarkan/ menunjukkan seseorang dalam kebaikan pahalanya sama dengan orang yang mengerjakannya”, tetapi kekurangannya dekat kemungkinan menjadikan orang yang berzikir menjadi Riya (rasa ingin dipuji) dan Ujub (merasa dirinya lebih dari orang lain), kecuali orang–orang yang dipelihara oleh Allah. Zikir dengan Sir atau Bilqolbi pahala dan zikirannya hanya untuk orang yang membaca zikir tersebut, tetapi jauh kemungkinan menimbulkan sifat yang buruk.

4. Jumlah dalam Berzikir
Pada hakikatnya Allah menyuruh hambanya banyak berzikir dan jangan sampai lalai kepadaNya dalam sedetikpun (QS.AL Ahzab:41), bahkan termasuk golongan orang munafik yang sedikit zikirnya (QS.Annisa:42), tetapi ada zikir yang dibatasi dengan jumlah tertentu karena mempunyai keistimewaan dan ada maksud tertentu.
Sabda Nabi : ”Aku beristighfar sehari semalam 100 kali“. Istighfar ini menunjukkan rasa syukurnya beliau dijadikan Nabi yang Makshum (terbebas dari dosa). ”Siapa yang membaca : Laa ilaaha illalloh wahdahu laasyariilalah lahul mulku wahul hamdu wahuwa alaa kulli syai’in qodiir, sehari 200 kali maka orang-orang yang sesudah dan sebelum-mu  akan selalu berbuat baik kepadamu”. Jumlah zikir dengan bilangan tertentu sering dipakai oleh para Ahli Thariqah dan Ahli Hikmah, karena mempunyai kelebihan dan tujuaan tertentu, seperti membaca Shalawat “Kamilah” 4444 kali dengan maksud keselamatan dan benteng dari musuh. Angka-angka yang mereka tentukan berdasarkan dari hasil Mujahadah (kesungguhan jiwa) dan Riyadhah (latihan jiwa) dalam menjalankan tasawuf.

5. Kondisi dalam Berzikir dan Larangannya.
Pada dasarnya berzikir tidak dibatasi dengan sesuatu apapun, karena mengingat kepada Sang Pencipta tidak boleh dibatasi oleh apapun,  kecuali ada hal-hal tertentu yang dilarang untuk mengerjakannya. Berzikir boleh dilakukan dalam kondisi berdiri, duduk atau berbaring (QS.Annisa:102). Ibnu Abbas berkata : ”Ayat ini mengandung pengertian boleh berzikir pada waktu siang atau malam, didaratan atau dilautan, sedang bepergian dalam kendaraan atau disuatu tempat dan dalam kondisi apapun seperti, sakit atau sehat, sendiri atau ramai“.
Larangan dalam berzikir,
Zikir Bilqolbi tidak ada larangan sama sekali, tetapi zikir Billisan mempunyai beberapa larangan tertentu :
1.    Berzikir pada tempat yang bernajis seperti WC atau kamar mandi.
2.    Wanita yang sedang Haidh atau orang yang sedang junub (hadats besar) dilarang membaca sesuatu yang diambil dari Al Quran, seperti Basmalah atau Innalillahi wainna ilahi roojiun dengan maksud membaca Al Quran (QS.Al waqiah:79). Sabda Nabi: ”Tidak boleh ada yang menjamah Al quran kecuali orang yang suci”
3.    Orang yang sedang menjalankankan maksiat kepada Allah, seperti sedang berjudi, berzina atau meminum-minuman keras dengan maksud mengejek Allah.

6. Mashdar zikir
Mashdar zikir artinya tempat/sumber pengambilan zikir yang kita peroleh dan kita amalkan. Mashdar zikir ada dua :
1.    Ma’tsur yaitu sumber pengambilan  zikir dari Al Quran atau Assunah. Banyak zikir –zikir atau doa yang tertera didalam Al Quran dan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad, seperti (QS.Al Baqarah :156) dan Hadits diatas. Berzikir secara Ma’tsur lebih utama daripada yang bukan Ma’tsur, karena sumbernya langsung dari Allah dan Rasul.
2.    Gairu Ma’tsur yaitu sumber pengambilan zikir dari para ulama tasauf atau Ahli Hikmah yang tidak ada didalam Al Quran atau Assunah, seperti zikir Asmaul A’dzom, hizib, dll. Mengamalkan zikir Gairu Ma’tsur sebaiknya dengan memakai Ijazah (QS.AL fathu:10) agar silsilahnya sampai kepada Nabi yang Ma’tsur, karena pada umumnya para ahli tasauf mendapatkan zikir dari Nabi secara gaib walaupun secara fisik Nabi sudah wafat, tetapi pada Hakikatnya beliau masih hidup

7. Tingkatan Orang yang Berzikir.
Meskipun manusia diciptakan Allah dengan sempurna, tetapi ada manusia yang paling mulia disisiNYa yaitu manusia yang  paling bertaqwa (QS.Al Hujarat:15) dan mereka yang mendapatkan warisan ilmu dari Allah (QS.Al Mujadalah:11).
Sabda Nabi : ”Siapa yang mengamalkan sesuatu yang ia dapatkan (dari Allah dan Rasul) maka Allah wariskan pengetahuan yang tidak pernah diketahui (orang)”. 

Dalam ilmu tasauf orang terbagi atas dua golongan: Pertama : Orang  Awam yaitu golongan yang derajatnya belum mencapai Ma’rifat, golongan awam zikirnya hanya sebatas menyebut/mengingat Allah semata. Kedua: Orang Arifin yaitu golongan yang derajatnya sudah mencapai Ma’rifat, bagi orang Arifin berzikir wajib hukumnya, bila sekejap mereka lupa kepada Allah maka berdosa baginya dan zikirnya bukan sekedar menyebut/mengingat Allah akan tetapi mendekatkan diri kepada yang  Zat yang maha Esa, seperti Zikir Asma’ul ‘Adzom dan zikir Nafi–Itsbat. Seorang sufi berkata: ”Jika keinginanku terlintas bukan kepada-MU dan hatiku lalai akan zatNya maka aku hukumkan diriku telah murtad”

8. Halaqah Zikir atau Majlis Zikir
Salah satu cara untuk mendawamkan (kontinyu) berzikir dengan membuat Halaqah (Forum) atau Majlis zikir, minimal dua orang atau lebih. Majlis zikir disamping untuk memberi semangat dalam berzikir juga mengajak orang lain untuk berzikir.
”Tidaklah sekelompok orang berzikir kepada Allah disatu majlis melainkan mengelilingi malaikat dan menurunkan rahmat kepada mereka, maka Allah ingat kepada mereka siapa saja yang ada disisinya” (QS.Ali Imran:104). Para sufi apabila ingin berzikir sendiri maka ia membuat “Jawiyah” yaitu tempat/pojok  khusus untuk berzikir dan bila berzikir dilakukan bersama-sama maka mereka membuat “Ribath” yaitu majlis/ pesantren khusus untuk zikir bersama.

9. Faedah Berzikir
Setiap zikir yang dibaca oleh seseorang mempunyai manfaat yang besar didunia dan akhirat. Diakhirat mendapat pahala sebagai balasannya adalah syurga, didunia zikir dapat menenangkan jiwa dan dapat dijadikan sebagai renungan yang aplikasinya adalah taqwa (QS.Arrad:30), (QS.Azzariyat:55), (QS.AL’ala:9).
Menurut ahli kebathinan orang yang berzikir dengan khusyu dan memakai ritual tertentu zikir tersebut mempunyai pengaruh besar pada raganya, sehingga seseorang yang berzikir jasadnya kuat atau dapat melambung keatas. Umar bin Khaththab ketika beliau terkena anak panah kakinya pada suatu peperangan maka dicabut anak panah tersebut pada waktu beliau sedang shalat agar tidak terasa sakit.

Kata orang Hikmah : Asma Allah atau Al Quran setiap hurufnya  mempunyai khadam (penjaga) yang tersembunyi didalamnya yang suatu saat khadamnya dapat dipanggil dan diperintah oleh orang yang berzikir. ”Jangan engkau katakan “ALIF-LAM-MIM” satu rangkaian huruf akan tetapi Alif Lam Mim adalah Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf. Nabi menjelaskan bahwa setiap satu huruf Al Quran yang dibaca mengandung pahala jika dibaca dengan benar, jika dibaca dengan salah maka Al Quran tersebut malah mengutuknya.”Berapa banyak orang yang membaca Al Quran sedangkan Al Quran malah mengutuknya”.

Orang Hikmah menganggap semua huruf “Hijaiyyah” disamping mengandung pahala juga mempunyai khadam karena Al Quran, zikir, doa, Asma Allah dan bacaan lainnya  tersusun dari huruf-huruf tersebut. Yang sebenarnya khadam yang ada pada zikir adalah para Malaikat yang selalu mendekati orang yang sedang berzikir. ”Tidaklah sekelompok orang berzikir kepada Allah didalam majlis melainkan mengelilingi para Malaikat sambil menurunkan rahmat kepada mereka, Allah selalu ingat kepada mereka siapa saja yang ada disisiNya”.

No comments: